Caramembuat Gamma Match untuk Yagi 2 meter Band adalah sbb : SWR Meter dan antena Yagi 2 meter dengan coaxial cable. Disarankan memakai coaxial cable berukuran besar seperti RG-8 atau RG-213 dengan Rekan-Rekan bisa mengoperasikan antenna Yagi tsb tanpa bantuan SWR lagi. Selain itu, tidak diperlukan Antena Tuner.SELAMAT MENCOBA
PerancanganAntena menggunakan aplikasi Software CST StudioSuite 2018 serta material pipa aluminium dengan proses penyambungan overlap sehingga mudah untuk bongkar pasang, Antena bekerja pada band
MENGHITUNG PANJANG ANTENA Freq = Yang Sering Digunakan Brigker 2 M Band . Vf = Nilai Vilocity Faktor 0,95 . Lamda = 5/8 / 1/4 , Tangga Iner 300/ 0,95 X 5/8 = / Cm . Tinggi Ground Dan Puntalan Sbb 300/ 0,95 X 1/4 = / 49 Cm . Selamat Mencoba…..By Rama RUMUS ANTENA SEDIKIT CARA Menotal ANTENA 1. Bisa nambah sedikit nich mengenai rumus panjang antena sbb, 2. rumus janjang gelombang atau yg biasa disebut dengan Lamda adalah C/Freq x 0,95 dimana C yaitu Kecepatan Rambat Kurat diruang zero = 8, alias lebih mudahnya kita tuliskan nilai 300 bakal mempermudah dan menyederhanakan dalam cak menjumlah panjang gelombang, 3. Freq adalah Frequensi kerja yg dimaksud dan angka yakni nilai velocity vaktor dimana kecepatan rambat gelombang elektromagnit tentunya tidak selevel puas setiap media, 4. disini dituliskan merupakan nilai pendekatan cepat rambat sreg kendaraan logam sebagai penghasil mangsa antena..ok..perseptif rekan ??? misal kita ingin membentuk antena 5/8 pada freq 100 mhz, begini penjabaran rumusnya 300/100 = 3 bermanfaat panjang gelombang yg kita sambut adalah 3 meter, kemudian kita kalikan 3× maka kita peroleh nilai meter, 5. inilah paradigma yg akan kita kalikan 5/8, jadi = meter. mudah lain…????? rumus ini berlaku untuk semua jenis antena, misal 1/2, 5/8, 1/4, 3/4, 5/8 dsb. 6. Adapun diwaktu tuning atau seting antena yg sudah jadi sebaiknya jangan terlalu menyingkat atau memperpanjang antena meskipun antena dapat di adjust sebatas sejumlah cm, 7. harus diingat tahapan suatu antena harus kukuh mengacu pada rumus, ini lalu penting dan vital, 8. mungkin adjust antena cuma ada teloransi makin kurang 1,5 cm hanya, kalaupun belum didapatkan SWR yg kurang sebaiknya cek bagaian loading atau di tap ulang setakat mendapatkan SWR minimal….. ok kawan selamat bekerja……….By Rama. ANTENA YAGI Dimensions in inchesElement, Length, Space from Reflector Reflector – —-Driver – 1 – Director 2 – 3 – 4 – , Calculated Center of gravity inches Dimensions in cmElement, Length, Space from Reflector Reflector – —-Driver – 1 – 2 – 3 – 4 – , YAGI 4 Molekul Antenna dimensionsElement, Length, Space from Reflector all in cm unit Reflector – – 1 – 2 – mula-mula-tama sebelum merakit antena kita terlazim menentukan freq kerja yg akan kita gunakan, semisal 100 mhz. cara menghitungnya rumus 300/freq= lamda x 5/8 =? Bagi LEBIH AKURAT DIKALIKAN KOEFISIEN 0,97. 300/100 = 3 X 5/8 = 187,5 x 0,97 =181,5 cm Sebenarnya menghitung ini tujuanya bagi menentukan letak kumis,galibnya kalau kita mencari hasil matcing nan bagus 11 adalah dengan menggeser geta berengos keatas atau kebawah,namun dengan menggambar sejenis ini,kita bisa tau arah-arah letak gambar di samping kidal.! Inernya ketemu 181,5 cm,trus nan tengah warna merah itu loading,biasanya loading di jual di toko elektronik,atau kita dapat untuk koteng bermula hokah pvc, panjang loading juga kita kerjakan panjang Ground nya lebih panjang dari pada 181,5 cm ,biasanya 250 cm,nanti kelebihanya lakukan penggait pada tiang coba batik manual,gambarnya tentu dengan nisbah,misalkan 181,5 cm kita gambar di kertas 181,5 membuat garis lurus dari atas kebawah sesuai dengan kita letakan jarum paser di tengah2 panjang loading,trus kita lingkarkan yang di mulai terbit atas paling ujung dari panjang penggalan radiks gambar bisa kita lihat Misai yang panjangnya 75 cm dengan sudut 45 lega fragmen ujung kumis kita rapatkan sreg lingkaran,dan pada bawah kumis yang adegan atas itu,akan menentukan jarak posisi kumis bila di ukur dari atas,seperti puas tulangtulangan yang kita tandai dengan fonem domestik menggambar ini,sebenarnya abc F itulah yang kita pangjang misai yang kita inginkan lebih panjang dari 75 cm,misalkan panjang kumis 80 cm,maka posisi kumis akan lebih keatas pula,seperti pada bentuk kumis yang warna merah,di tandai dengan leter G. Demikianlah yang saya lakukan sebelum takhlik Antena telex 5/8,ini sebagai perhitungan lain saja,bila ia kepingin mencoba kejadian ini semoga bermanfaat SourceUploaded byAditya Arya Pradnyana 0% found this document useful 0 votes193 views4 pagesDescriptionAuuuOriginal TitleCARA MATCHING ANTENACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes193 views4 pagesCara Matching AntenaOriginal TitleCARA MATCHING ANTENAUploaded byAditya Arya Pradnyana DescriptionAuuuFull descriptionJump to Page You are on page 1of 4Search inside document You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Gelombangdating arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Biasanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul. Skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala untuk daya datang. • SWR MeterSumber artikel ini saya ambil dari postingannya Om Djoko Haryono di Facebook Group HOME BREW PROJECT CB RADIO, ANTENNA, SWR, AUDIO, MICROPHONE, BOOSTER, etc Ternyata masih banyak yang “confused” tentang cara pengukuran SWR yang benar maksudnya “Ternyata masih banyak yang belum sadar bahwa penunjukan SWR kadang bisa menipu” , dan ternyata “Masih banyak yang bingung tentang masalah panjang coax” . Mari kita belajar membuktikan bahwa bacaan SWR kita yang biasanya kita pasang dibawah , dalam ruang TX seperti gambar SWR-2 kadang benar tapi kadang juga menipu kita. Lakukanlah hal2 berikut 001 SWR meter adalah alat untuk mengukur seberapa match impedansi ANTENNA kita dengan coax. Karena yang diukur adalah antenna , idealnya pada awalnya pengukuran haruslah dilakukan pada antenna diatas tower seperti pada gambar SWR-1. Bahwa kemudian berkembang pengukuran dilakukan diujung bawah coax , itu tujuannya adalah agar praktis , teknisi tidak perlu sering/repot naik turun tower. Namun melakukan pengukuran dibawah sebetulnya lebih sulit , sebab yg diukur bukan langsung antenna. Untuk mengukur dibawah , sebetulnya lebih menuntut pengetahuan dasar yang lebih lengkap agar teknisi/operator tahu dan memahami jika menghadapi fenomena2 tertentu. 002 Pengukuran SWR idealnya dilakukan pada sambungan antara antenna dan coax , tetapi kita juga ingin belajar mengenal pengaruh2 jika pengukuran kita pindah & lakukan dibawah. Jadi pada percobaan ini kita sekaligus menggunakan keduanya memakai 2 bh. SWR meter. Belilah atau pinjamlah 2 bh. SWR meter YANG SAMA MERK DAN TYPENYA. Pasanglah yang 1 dibawah , didekat TX. 003 Dan pasanglah 1 bh SWR lain yang sama langsung pada antenna diatas tower . Mestinya / idealnya tersambung langsung dengan antenna , tetapi karena pada prakteknya akan sulit dilakukan , kecuali jika kita menambahkan sepotong kabel jumper J1. Agar tidak terjadi perubahan impedansi jika ketika beban antenna masih reaktif salah ukuran atau belum benar nyetelnya maka buatlah jumper J1 yang panjangnya kelipatan ½ lambda electric = effektif . Tentukan freq. percobaan. Dengan diketahuinya freq. maka lambda diketahui. karena lambda diketahui maka panjang coax yang ½ lamba atau kelipatannya juga kita temukan. Kalikan nilai ½ lambda tersebut dengan nilai velocity factornya kabel coax yg. dipakai tergantung jenis kabelnya maka ketemulah “panjang ½ lambda electric” alias “panjang ½ lambda effektif”nya. Buatlah jumper sepanjang itu tetapi makin akurat jika anda kurangi sedikit , karena panjang connector sebaiknya diperhitungkan sebagai bagian dari panjangnya kabel . 004 Demikian juga jumper lainnya / J2 potonglah dengan cara yang sama tetapi panjang J2 ini kurang terlalu berpengaruh karena posisinya sudah ada “dibelakang” rangkaian SWR meter . 005 L adalah coax panjang yang menghubungkan SWR bawah ke SWR atas. Pertama kali cobalah dengan panjang sembarang. Rangkaikan semua alat yg ada seperti gambar diatas. Diperlukan 2 orang untuk mempelajari pengujian ini. 1 orang diatas tower untuk membaca SWR-1 dan orang ke 2 diruang pemancar untuk membaca SWR-2. Keduanya saling berhubungan dengan menggunakan HT yg frekuensinya di stel jauh dari freq. kerja TX dan antenna yg diuji. Sebetulnya untuk mempermudah percobaan antenna bisa dipasang rendah menggunakan tiang pendek , tetapi perhitungkanlah , antenna harus ditempat bebas , jangan terlalu dekat ke pagar, talang, tembok, tanah , pohon agar pantulan, serapan dsb. yg terjadi tidak mempengaruhi impedansinya. Boleh rendah tetapi ditempat terbuka , misalnya untuk band 2 meter minimal 2 lambda diatas tanah. 006 Pakailah daya pemancar yg tidak terlalu tinggi misalnya 5 watt . Pertama-tama stel antenna dengan SENGAJA pada stelan yg buruk / salah , misalnya agar SWR nya menunjuk angka tinggi katakanlah 1,5 1 . Agar aman , semakin tinggi angka SWR yg anda sengaja pilih misalnya sampai 1,7 1 transmitnya pendek2 saja , yang penting teknisi yg ditower sudah sempat melihat nilai penunjukan SWR disini sengaja kita stel tinggi untuk “menciptakan” beban impedansi antenna yang REACTIVE. 007 Pada kondisi tsb. teknisi yg dibawah melihat penunjukan SWR-2 yg dibawah. Apa yang diketemukan ? Ternyata angka penunjukan SWR bawah TIDAK SAMA DENGAN SWR ATAS bisa lebih tinggi atau bisa sangat rendah . Inilah yg kita sebut sebagai PENUNJUKAN SWR YANG MENIPU. 008 Perubahan angka SWR itu terjadi akibat transformasi sepanjang kabel dan itu hanya terjadi jika antenna reactive. Perubahannya bisa sedikit tapi bisa juga sangat besar tergantung dari 2 hal yaitu seberapa mismatch / melesetnya antenna , dan berapa kelebihan panjang COAX jika dihitung dari titik “kelipatan ½ lambda effektif” yang terdekat dari posisi SWR-2 . 009 Pada kondisi kabel yang “sedang mengalami transformasi” semacam ini , kalau setiap kali panjang coax kita potong sedikit , maka bacaan pada SWR-2 akan berubah sedikit padahal / meskipun SWR-1 yang diatas tidak berubah dan tetap menunjukkan nilai sebenarnya . Jadi awas !! Kalau anda berkali kali memotong memendekkan coax sampai akhirnya menemukan angka SWR-2 yang terendah bahkan mungkin 11 , sebetulnya itu hanya kondisi SWR dibawah , sedangkan antennanya sendiri tetap mismatch , dan pancaran anda tetap “terganjal” , hanya sedikit power yg berhasil lepas terpancar dari antenna. 010 Demikianlah , saat antenna reactive kondisinya , maka PANJANG COAX AKAN MEMPENGARUHI “MEMALSU” / MERUBAH PEMBACAAN SWR DIBAWAH. Jadi kalau anda me-motong2 coax sampai SWR turun , itu sebenarnya anda sedang menipu diri sendiri karena tanpa anda ketahui , SWR sebenarnya di antenna masih tetap tinggi . 011 Sekarang percobaan kedua. Teknisi yg diatas tower menyetel antenna dengan melihat SWR-1 sampai SWR-1 terbaca minimum misalnya 1 1 . Ini artinya beban = antenna sudah berubah. Sekarang impedansinya sudah benar-benar 50 ohm RESISTIVE. 012 Apa yang kemudian terlihat di SWR bawah ? Sekarang SWR-2 dibawah akan menunjukkan angka yang sama dengan SWR atas yaitu 1 1. Sekarang potonglah coax sedikit demi sedikit. Apa yang terjadi ? Ternyata panjang coax tidak mempengaruhi. Berapa kalipun coax anda potong , SWR-2 tetap menunjukkan 11. Artinya adalah PADA BEBAN RESISTIVE , PANJANG KABEL TIDAK MEMPENGARUHI kecuali terhadap losses kabelnya. Semakin panjang kabel semakin besar lossesnya . 013 Demikian cara membuktikan bahwa penunjukan SWR yang terpasang dibawah yang rendah itu belum tentu baik. Kalau angka rendahnya itu angka murni maka pancaran anda akan optimal , tetapi kalau angka rendah yg anda lihat itu adalah nilai palsu , maka sebenarnya anda telah ditipu SWR meter anda !! tanpa anda sadari bahwa anda sedang memancar kecil atau mungkin sangat kecil meski TX anda sedang mengeluarkan power besar. 014 Jika anda sudah menguasai perilaku antenna, coax dan SWR meter anda dengan benar , anda sudah mulai melangkah siap untuk menjadi QRP’er yang baik , dengan power kecil mampu berkomunikasi lebih jauh. Kalau pemancar anda bekerja pada freq. pancaran yg tetap/fixed misalnya pada repeater atau jika pemancar anda bekerja pada freq. yang berpindah-pindah tapi dengan range yg. tidak terlalu lebar/tidak jauh dari centre freq. tertentu , saya sarankan membuat coax dari ruang pemancar sampai ke antenna yg panjangnya merupakan “kelipatan 1/2 lambda effektif” tersebut agar sistem yang anda bangun tersebut KEBAL tidak peduli apakah antennanya atau antenna penggantinya sedang dalam kondisi REACTIVE maupun RESISTIVE , penunjukan SWR nya akan tetap akurat menunjukkan nilai yang sebenarnya. Tetapi pada panjang yang diluar kelipatan itu, nilai transformasi bisa naik turun berulang ulang meskipun titik2 pengulangannya teratur dan bisa ditebak/dihitung . Selamat belajar !! Bravo !! Djoko H formerly YC2BCG